Alkohol
Apakah alkohol?
Minuman beralkohol mengandung zat ethanol. Warna dan rasanya bermacam-macam tergantung bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya.
Beragam jenis minuman beralkohol: bir, anggur, brandy, arak, whisky, berem, tuak dll.
Pengaruh alkohol terhadap tiap orang berbeda-beda dan tergantung pada:
· Kecepatan dan jumlah alkohol diminum.
· Berat dan ukuran badan.
· Baik/buruknya fungsi hati.
· Keadaan lambung (kosong atau berisi).
· Umur dan jenis kelamin -? remaja dan wanita biasanya lebih mudah dipengaruhi alkohol.
· Dikonsumsi dengan obat lain/tidak.
Apakah pengaruh langsung minum alkohol?
· Relaksasi/rasa santai.
· Hilangnya pengendalian diri.
· Gerakan tubuh tidak terkoordinasi.
· Pandangan kabur.
· Berbicara tidak jelas.
· Mabuk dan muntah-muntah.
· Hilang kesadaran.
Apakah akibat jangka panjang konsumsi alkohol?
· Radang lambung.
· Kerusakan hati.
· Kerusakan otak.
· Berkurangnya daya ingat.
· Kekacauan pola pikir.
· Gangguan jantung dan darah.
· Depresi.
· Masalah-masalah sosial.
Jika alkohol diminum dalam jumlah besar dan rutin, akan mengakibatkan gangguan fisik, emosional dan masalah sosial.
Akibat dan bahaya lain?KetergantunganAlkohol menyebabkan ketergantungan, sehingga pikiran, perasaan dan kehendak si peminum terikat pada alkohol. Seorang pecandu alkohol akan sulit untuk berhenti minum alkohol. Pecandu alkohol akan tergantung secara fisik dan psikologis. Hal ini tidak saja mengganggu pecandu sendiri, tetapi juga Orang- orang di sekitarnya, khususnya keluarga dekat.
Driving and Accidents Karena mengganggu konsentrasi, penilaian, penglihatan dan koordinasi, alkohol merupakan penyebab umum kecelakaan di negara maju, khususnya kecelakaan kendaraan bermotor. Orang yang mengkonsumsi alkohol, walaupun dalam jumlah kecil, seharusnya tidak dibiarkan mengemudikan kendaraan bermotor atau ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang mungkin membahayakan.
KehamilanMinum alkohol (walaupun dalam jumlah kecil) secara teratur selama masa kehamilan dapat mengganggu kesehatan ibu dan bayi. Minum dalam jumlah besar dapat mengakibatkan keguguran kandungan atau sindroma alkohol pada bayi, yaitu pertumbuhan bayi yang lamban selama dalam kandungan dan setelah lahir, sehingga resiko cacat mental pada bayi semakin besar.
Kombinasi alkohol dengan obat-obatanKombinasi alkohol dengan obat-obatan lain sangat berbahaya, karena hal ini meningkatkan efek dan pengaruh negatif yang tidak dapat diperkirakan, termasuk kerusakan serius yang menetap. Di negara-negara maju, selain kecelakaan lalu lintas, kasus kematian yang berkaitan dengan alkohol diakibatkan oleh konsumsi alkohol bersama obat-obatan lain.Apa yang harus dilakukan bila seseorang mabuk:
· Jangan membiarkannya mengemudikan kendaraan.
· Beri dia minum air yang banyak.
· Coba ajak dia makan.
· Jangan biarkan dia sendirian.
· Jauhkan dia dari tempat-tempat berbahaya, seperti jalan raya, jembatan, balkon, kolam renang, laut dll.

Konsumsi Alkohol Tingkatkan Risiko Pembuluh Darah Pecah
Konsumsi minuman beralkohol sebanyak dua gelas atau lebih per hari dapat meningkatkan faktor risiko aneurisma aorta abdominal pada pria. Demikian laporan para ilmuan Harvard University yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology.
Aneurisma aorta abdominal (AAA) terjadi ketika dinding aorta – pembuluh darah arteri terbesar dalam tubuh manusia yang mengalirkan darah ke jantung – meregang atau melemah ketika melewati abdomen (perut). Pompaan darah melalui arteri tersebut dapat menyebabkan dinding pembuluh darah yang telah lemah menjadi melembung dan dapat pecah sehingga menyebabkan kematian pada sebagian besar pasien.
Para peneliti dari Harvard School of Public Health di Boston melakukan analisa data dari 39.000 pria, termasuk 376 diantaranya yang baru didiagnosa menderita kasus AAA, pada tahun 1986 sampai 2002.
Setelah memperhitungkan berbagai faktor risiko yang lain, termasuk merokok dan tekanan darah tinggi, mereka menemukan kaitan langsung antara konsumsi alkohol dan diagnosa AAA. Hubungan tersebut bahkan lebih kuat ketika para peneliti memperoleh data konsumsi alkohol terbaru.
Ketika dibandingkan dengan mereka yang tidak minum alkohol, orang yang meminum alkohol sebanyak 2 gelas (30 g) per hari mempunyai risiko AAA sebanyak 21% lebih tinggi.
Para peneliti mencatat bahwa dibandingkan dengan anggur dan bir, cairan alkohol (liquor) menunjukkan hubungan terkuat dengan AAA. Konsumsi alkohol ringan tidak menunjukkan bahaya maupun manfaat terhadap aneurisma.
Hasil penemuan tersebut harus dipandang dalam konteks manfaat konsumsi alkohol terhadap risiko penyakit kardiovaskular yang ditemukan akhir-akhir ini dan diperlukan bukti-bukti lebih lanjut untuk mengkonfirmasikan kedua penemuan yang bertolak-belakang tersebut.
Namun demikian, hasil penelitian itu meningkatkan kewaspadaan dan merupakan peringatan terhadap konsumsi alkohol dalam jumlah yang lebih tinggi pada pria yang mungkin telah mengalami atau mempunyai risiko aneurisma aorta. (sumber : http://www.info-sehat.com)



Konsumsi Alkohol Selama Hamil Berakibat Infeksi pada Bayi

Wanita yang mengkonsumsi minuman beralkohol selama masa kehamilan akan meningkatkan resiko sang bayi terkena infeksi sesaat setelah persalinan. Dr Theresa W Gautier dari Emory University di Atlanta (AS) menyayangkan masih banyaknya wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol meski sadar akan bahayanya.
"Meski bahaya konsumsi alkohol selama kehamilan banyak diketahui namun masih banyak para wanita yang selama masa hamil melakukanya,' ujar Dr. Theresa W. Gauthier.
Dr Gauthier tidak habis mengerti karena hanya sedikit saja minuman beralkohol yang dikonsumsi sudah cukup untuk memberikan dampak kepada sang janin.
Dr Gauthier melakukan penelitian infeksi pada bayi yang berkaitan dengan kebiasaan sang ibu selama hamil mengkonsumsi alkohol dengan menggunakan data dari `the Maternal Lifestyles and Development Study` yang memuat data 11.656 bayi yang lahir antara 32 dan 42 pekan.
Kenaikan konsumsi minuman beralkohol selama kehamila, terutama pada tiga bulan terakhir sebelum persalinan akan secara signifikan menaikan resiko infeksi pada bayi.
Hasil penelitian Dr Gautier ini dipublikasikan melaui `the medical journal Alcoholism: Clinical and Experimental Research.`
Pemimum berat (tujuh kali dalam sepekan) selama semester kedua kehamilan akan menaikan resiko infeksi pada bayi.
Jika konsumsi itu terus dinaikan sampai mabuk pada semester dua dan tiga akan membuat resiko bayi terkena infeksi sampai empat kali.
"Untuk diketahui," ujar periset bahwa banyak studi teah menunjukkan bahwa konsumsi minuman beralkohol selama kehamilan akan membuat hubungan yang erat dengan infeksi pada bayi yang dilahirkan.
Dr Gauitier dalam saranya mengatakan bahwa semua wanita seharusnya bisa berkonsultasi mengenai kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol sebelum mereka hamil demi menyelamatkan nyawa mereka sendiri dan sang bayi. (jak/erl)
Sumber: kapanlagi.com


Alkohol Kurangi Risiko Cacat Penderita Rematik
Tetapi walaupun dengan banyaknya sisi negatif dari alkohol, ternyata alkohol tidak selamanya buruk. Alkohol dikatakan dapat menyelamatkan penderita rhematoid arthritis dari cacat dibanding mereka yang tidak mengonsumsinya. Demikian sebuah penelitian Scandinavia dipublikasikan.Dalam penelitian diungkapkan, para penderita rematik yang suka mengonsumsi alkohol dalam takaran sedang, sekitar 40 hingga 45 persen lebih rendah risiko penyakit yang dideritanya menjadi makin parah dibanding yang tidak mengonsumsi alkohol. Artinya para penderita rematik ini bakal selamat dari kecacatan akibat rematik. Di antara para penyuka alkohol, risiko ini menurun hingga 50 dan 55 persen. Yang mengejutkan, manfaat yang paling besar justru dirasakan oleh para perokok yang justru rawan menderita jenis penyakit ini. Rheumatoid arthritis diderita nyaris antara 0.5 hingga satu persen terutama di negara-negara industri.
Penyakit ini muncul saat sistem kekebalan menyerang sendi menyebabkan peradangan dan menghancurkan tulang serta katilase. Sejumlah faktor luar seperti lingkungan, rokok, dan turunan menjadi penyebab munculnya penyakit ini.Henrik Kaellberg dari Institute of Environmental Medicine di Karolinska Institute di Stockholm mencatat bahwa riset sebelumnya menyatakan kalau alkohol justru menyebabkan proses peradangan yang memicu munculnya serangan jantung.Para dokter menyarankan pada para pasiennya agar menghentikan kebiasaan merokok tetapi mengizinkan konsumsi alkohol. Tentu saja dengan takaran yang moderat. Konsumsi alkohol jumlah banyak meski melindungi seseorang dari rheumatoid arthritis, namun menyebabkan masalah kesehatan lain.
Sumber: http://www.kompas.com/

;;

Count Down to Next New Year...

My B' Day...

Thank you...

Thank You very much for visiting my blog...
Please come back every time You want...